HMIACEHTIMUR.COM / BANDA ACEH - Tokoh mahasiswa Aceh Sulthan Alfaraby kecewa dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Aceh yang tertulis dalam surat terkait dana hibah dari pemerintah, Kamis (14/01/2021).
Surat yang
bertuliskan "KEPUTUSAN GUBERNUR ACEH NOMOR 426/1675/2020 TENTANG PENETAPAN
PENERIMA DAN BESARAN DANA HIBAH KEPADA BADAN/LEMBAGA/ORGANISASI SWASTA DALAM
RANGKA PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 PROVINSI ACEH TAHUN 2020"
tersebut viral di media sosial yang tertuliskan 100 nama lembaga, yang dimana
juga terdapat nama-nama BEM di Aceh.
Sulthan
Alfaraby mengatakan, tidak mempermasalahkan sedikit pun terkait informasi
penerima dana hibah untuk lembaga pemuda dan mahasiswa tersebut, selama hal
tersebut diaplikasikan dengan baik dan benar serta berdampak positif bagi
rakyat Aceh. Terutama bagi masyarakat kurang mampu yang terkena dampak ekonomi
akibat pandemi Covid-19.
"Saya
rasa ya tidak masalah, ya tidak masalah. Saya dukung, itu bagus. Tapi saya
garis bawahi ya, selama dana itu bisa diaplikasikan dengan baik dan benar serta
bermanfaat bagi rakyat Aceh yang khususnya itu bagi yang kurang mampu. Apalagi
mereka juga terkena dampak pandemi, usaha mereka juga ada yang gulung tikar.
Hal ini juga tadi saya baru bahas saat diskusi dengan salah satu BEM yang
mengatakan pihaknya tidak mau menerina (dana hibah)", ujarnya.
Mahasiswa
Aceh Barat ini juga menyebutkan, dana hibah dengan total Rp 9 miliar lebih
tersebut yang diberikan kepada lembaga, harusnya bukan untuk sosialisasi,
melainkan dengan mengadakan pelatihan khusus yang berpotensi mengurangi angka
pengangguran dan meningkatkan kreatifitas generasi muda Aceh di tengah
keterpurukan ekonomi akibat pandemi.
"Total
nominal sebesar 9 miliar lebih itu, saya rasa bisa digunakan untuk pelatihan khusus
yang bisa mengurangi angka pengangguran, bukan untuk sosialisasi Covid-19 saja.
Karena untuk sosialisasi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga bisa, malah
gak butuh biaya besar. Dana itu juga baiknya digunakan untuk meningkatkan
kreatifitas generasi muda di tengah keterpurukan ekonomi saat ini agar mereka
bisa lebih mandiri", tegasnya.
Terakhir,
Sulthan Alfaraby kecewa dengan pernyataan BEM di Aceh waktu silam yang
mengkritik petisi yang dikeluarkan Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI)
karena lebih pro kepada pemerintah. Menurutnya, hal tersebut adalah sebuah
lelucon, yang dimana BEM di Aceh awalnya tidak setuju mendukung pemerintah
namun kini ada yang masuk dalam daftar penerima hibah dari pemerintah.
"Saya
harap BEM di Aceh bisa berani mengkritik teman-temannya yang masuk dalam daftar
penerima dana hibah tersebut, supaya tidak menjadi lelucon. Menurut saya aneh
aja terkait pernyataan waktu lalu (tidak pro pemerintah), kok berbeda dengan
kabar yang beredar sekarang", ujarnya sembari tersenyum.
Terakhir,
Sulthan Alfaraby juga menyatakan bahwa dari awal pandemi Covid-19 diumumkan di
Aceh, pihaknya sudah berupaya untuk membantu pemerintah dalam hal penekanan
angka Covid-19. Mulai dari menyumbangkan Hand Sanitizer, masker, bahan pokok
serta sosialisasi kepada masyarakat.
"Sejak
dari awal kita sudah dukung pemerintah dalam upaya penekanan angka Covid-19,
mulai dari menyumbangkan Hand Sanitizer, masker, bahan pokok serta sosialisasi
bahaya Covid-19. Semua yang kita lakukan adalah dari pribadi dan berharap
semoga bisa bermanfaat, karena tidak ada kepentingan selain membantu masyarakat
yang membutuhkan", tutupnya. (HMI/Red)
0 Komentar