HMI ACEH TIMUR - Efek dari kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) aparatur desa di Aceh Timur meluas, sejumlah massa dari sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) LSM, mahasiswa dan juga perempuan yang tergabung dalam Barisan Rakyat Peduli Keadilan (BRPK) lakukan unjuk rasa di kantor Bupati dan juga Kejaksaan Negeri Aceh Timur, Rabu (16/9/2020).
Massa yang berkumpul dihalaman Masjid Agung
Darussalihim Idi, sejak pukul 10.30 WIB, berkonvoi dan jalan kaki menuju kantor
Kejaksaan Negeri Aceh Timur.
Mereka menuntut agar kegiatan Bimtek yang
menggunakan dana desa untuk segera dihentikan, selain itu massa yang melakukan
orasi juga mendesak pihak Kejaksaan Aceh Timur agar melakukan audit dan
sekaligus mengungkapkan dalang dibalik kegiatan itu.
"Bapak jangan diam, bapak bantu kami, ini
masyarakat meminta keadilan agar penegakan hukum dapat ditegakkan dan tolong
selamatkan dana desa, bapak jangan diam didalam, mari kesini temuai kami
masyarakat dan dengarkan aspirasi kami," teriak Koordinaror Lapangan
(Korlap) aksi unjuk M. Haris Shalaziq, S.Kom dihalaman depan kantor Kejaksaan Negeri Aceh
Timur.
Usai para pengunjukrasa melakukan orasi
bergiliran, yang diwakili oleh masing-masing perwakilan dari HMI, FPI, dan LSM
lainnya, dilanjutkan dengan penyerahan beberapa tuntutan kepada pihak
kejaksaan, yang diterima oleh Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Timur Abun Hasbullah
Syambas, SH. MH, diwakili oleh Kasi Pidsus Hafrizal.
Usai menyampaikan isi petisi, massa berkonvoi
dengan mobil dan kendaraan roda dua menuju kantor Bupati Aceh Timur di lokasi
pusat Pemerintahan setempat. Disini massa yang turut dihadiri oleh kaum hama dan
HMI wati Aceh Timur ini kembali menyampaikan aspirasinya melalui pengeras suara
diatas mobil terbuka
"Kami ini masyarakat dari Ranto Peureulak
yang tak dapat BLT, kami minta pemerintah peduli dengan kami pak," ujar
ibu-ibu yang mengaku datang dengan rombongan dari Kecamatan Ranto Peureulak.
Sementara perwakilan Hmi Wati Aceh Timur juga
mendesak pihak Pemda setempat agar kegiatan Bimtek itu segera dihentikan serta
diminta agar anggaran itu dialihkan pada kegiatan lainnya yang menguntungkan
masyarakat miskin di desa.
"Itu uang rakyat, sudah dikirim ke desa,
kenapa ada kelompok di Kabupaten untuk menganggarkan uang itu. Itu uang rakyat
pak, masih ada masyarakat yang belum dapat BLT, tapi mereka bersenang-senang
dihotel royal," teriak Juliatul Muna dengan suara lantang melalui pengeras
suara.
Dihalaman kantor Bupati ini, koordinator aksi M.Haris Shalaziq, S.Kom kembali menyuarakan tuntutan para pendemo, selain meminta agar
kegiatan bimtek diusut dan dihentikan, mereka juga meminta Bupati Aceh Timur H.
Hasballah H.M. Thaib (Rocky) agar memecat Kadis DPMG dan pihak terkait lainnya,
bila terbukti terlibat sebagai calo dalam kegiatan Bimtek itu, selain itu,
massa juga meminta agar penggunaan anggaran Covid-19 senilai Rp30,7 miliar
rupiah dapat diumumkan kepada publik terkait dengan penggunaan.
Sementara itu, perwakilan dari Pemerintah Aceh
Timur yakni, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Adlinsyah,
S.Sos, M.AP yang menyambut kedatangan massa meminta maaf karena Bupati sedang
perjalanan dinas keluar daerah, ia turut menyampaikan salam, dan akan
meneruskan aspirasi masyarakat yang hadir kepada pimpinannya.
"Pak Bupati sudah keluar daerah ke Banda
Aceh, saya akan meneruskan tuntutan ini kepimpinan," tutur Kadis DPMG
Adlinsyah ditengah kerumunan warga yang berunjukrasa.
Usai menyerahkan tuntutannya, dan menerima lembaran isi petisi yang telah
ditandatangani Kadis DPMG, kemudian massa meninggalkan lokasi unjukrasa, seraya
mengancam akan kembali menggelar aksi dengan massa yang lebih besar apabila
tuntutan mereka diabaikan (HMI/nadia)
0 Komentar